Selasa, 02 April 2013

Artikel yang mendukung MY PI


Artikel lain yang mendukung MY PI pada postingan yang sebelumnya yaitu artikel tentang hal-hal apa saja yang bisa membuat anak malas belajar. Pada artikel tersebut menampilkan ada beberapa hal yang membuat anak malas belajar menurut Robert D Carpenter. Terdapat 4 penyebab anak malas belajar yaitu :

1.      Tidak ada komunikasi yang baik dengan anak

Kebiasaan para orangtua pada umumnya adalah suka memberikan pesan namun pesan yang disebutkan tersebut hanyalah membuat anak memiliki beban sehingga hanya menjadikan anak malas untuk belajar.

Banyak pesan-pesan yang disampaikan kepada anak, namun pesan tersebut hanyalah berisi omelan dan pelampiasan kemarahan orangtua.  Misalnya adalah ketika orangtua melihat hasil nilai ulangan anak.  Kebetulan nilai yang didapat di bawah nilai rata-rata (jeblok).  Nah, kebetulan pula si anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain.  Kira-kira tahu pesan apa yang disampaikan orangtua kepada anak?  Pasti begini pesan yang diberikan, "Kamu sih tidak mendengarkan kata ibu, kamu kebanyakkan main hingga lupa belajar, akhirnya ya begini nilainya jelek!  Ibu kecewa sama kamu! Ibu kan sudah capek-capek mencari uang untuk kamu."

Kira-kira tahukan apa yang akan direspon oleh sang anak? Cerita sekilas tadi merupakan gambaran komunikasi kepada anak yang sangat tidak efektif.  Sebaiknya para orangtua harus banyak bertanya kepada anak, mengapa hal tersebut bisa terjadi.  Barangkali si anak memang mempunyai permasalahan dengan materi pelajaran yang belum dikuasainya.

2.  Orangtua bersikap otoriter kepada anak

Tanpa sadar banyak para orangtua yang melakukan sikap kepada anaknya dengan sikap otoriter.  Maksudnya sih bagus memberikan pesan kepada anak namun efek yang ditimbulkan malah membuat anak malas untuk belajar.  "Pokoknya kamu besok harus rangking satu!"  Seharusnya kamu itu lulus dengan nilai bagus, kan sudah ayah masukkan ke lembaga BIMBEL!"  Kalau sudah besar nanti kamu harus menjadi pedagang seperti ayah!"

Masih banyak pesan-pesan lainnya yang membuat anak malas untuk belajar.  Si anak seakan-akan harus dipaksa untuk menuruti kemauan orangtuanya.  Akhirnya hal yang terjadi adalah anak akan melakukan kemauan orangtuanya dengan setengah hati.  Bagaimana mau dilakukan dengan sepenuh hati, kalau anak sendiri tidak menyukainya. 

3.  Orangtua memberikan target dan standar yang tidak sesuai

Ada juga beberapa orangtua yang mengharapkan agar anaknya bisa mencapai target yang telah ditentukan oleh orangtuanya. Target yang diberikan bisa jadi berada di bawah atau di atas kemampuan anak. Kalau target yang diberikan jauh di bawah dari kemampuan anak, bisa jadi anak malah akan tidak ada motivasi sehingga anak akan malas untuk belajar.  Begitu pula sebaliknya ketika target yang diberikan jauh di atas kemampuan anak maka si anak juga akan malas untuk belajar karena merasa terbebani.

4.  Orangtua memberikan tata tertib yang tidak mendidik

Ada beberapa para orangtua yang membuat aturan dan hukuman dalam kehidupan rumah tangganya, termasuk aturan dan hukuman kepada anak. Aturan dan hukuman ini akan bisa bermanfaat dengan baik apabila dibuat dengan kesepakatan antara pihak anggota keluarga bukan buatan orangtua sendiri.  Apabila hanya buatan orangtua sendiri maka aturan tersebut tidak akan bisa menumbuhkan sikap sadar, paham dan mengerti dengan konsekuensi.

Buatlah aturan-aturan dengan kesepakatan bersama anak dan selalu di up date.  Termasuk kesepakatan dalam belajar dan bermain.  Apabila anak melanggar bisa diberi hukuman namun bila anak berprestasi maka perlu untuk diapresiasi dalam bentuk penghargaan.

Artikel yang mendukung MY PI


Pada artikel ini juga mendukung penulisan MY PI saya yang saya posting sebelumnya. Pada artikel ini memuat cara efektivitas dan efisien dalam pembelajaran.  Ada 4 cara yang efektivitas yaitu :

1.        Interaksi dan Peluang
Kegiatan pembelajaran dapat dibagi dalam 4 jenis kegiatan dan interaksi, yaitu interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dengan siswa, kegiatan siswa dengan alam, dan kegiatan siswa dengan sumber informasi (buku dan media informasi yang lain). Interaksi guru dengan siswa digunakan untuk mempercepat peningkatan kompetensi siswa melalui pelatihan cara berpikir ilmiah dan berbuat. Interaksi siswa dengan siswa untuk meningkatkan sikap sosial dan kooperatif siswa dalam meningkatkan kompetensinya, memahami konsep-konsep IPA, dan menyesaikan masalah. Interaksi siswa dengan alam digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar mandiri, kreativitas, dan keterampilan berpikir (mental) dan berbuat (psikomotor). Suatu model pembelajaran disusun dari beberapa jenis kegiatan dan interaksi yang tepat untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi tertentu yang akan ditingkatkan pada siswa.

2.        Analisis Interaksi dan Kegiatan Siswa
Analisis interaksi dan Kegiatan siswa digunakan untuk mengetahui peluang-peluang pada setiap interaksi dan kegiatan siswa yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aspek-aspek kompetensi yang terdapat pada peluang tersebut. Dalam analisis itu ada dua bagian penting yang perlu diperhatikan, yang pertama adalah aspek kompetensi yang dapat ditingkatkan pada setiap interaksi atau kegiatan siswa, sedangkan yang kedua adalah cara memanfaatkan interaksi atau kegiatan siswa untuk meningkatkan aspek kompetensi tersebut.
Penentuan interaksi atau kegiatan siswa yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran bergantung pada aspek-aspek kompetensi yang akan ditingkatkan pada siswa. Contohnya jika guru ingin meningkatkan minat belajar siswa melalui peningkatan keberanian dan kemauan siswa menjawab pertanyaan, guru harus berinteraksi dengan siswa melalui tanya-jawab. Jika guru mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab serempak, guru kehilangan peluang untuk meningkatkan keberanian dan kemauan siswa menjawab pertanyaan, tetapi jika siswa diminta mengacungkan tangan lebih dahulu, baru menjawab pertanyaan setelah ditunjuk oleh guru, guru memperoleh peluang untuk meningkatkan keberanian dan kemauan siswa menjawab pertanyaan.

3.        Pembagian Bahan Ajar
Jumlah konsep yang wajib diajarkan banyak, sedangkan waktu pembelajaran sedikit. Karena itu, kurikulum yang padat materi tersebjut dapat diatasi dengan cara konsep-konsep yang wajib diajarkan dibagi dalam dua bagian, yaitu konsep utama yang didialogkan, dan konsep yang diinformasikan melalui handout, buku teks, atau jenis informasi yang lain. Konsep yang diinformasikan merupakan konsep-konsep diperlukan untuk memahami konsep utama. Konsep yang diinformasikan tidak dijelaskan oleh guru, melainkan langsung dibaca oleh siswa dari handout atau buku teks, kemudian digunakan dalam dialog.

4.        Alur Pembelajaran
a.       Alur kegiatan belajar siswa
Berbeda dengan model-model pembelajaran yang langkah-langkah (variasi kegiatan fisik) kegiatannya sudah ditentukan, langkah-langkah pembelajaran yang dinamik mengikuti dinamika belajar siswa atau proses berpikir yang dilaksanakan siswa.

b.      Alur penyampaian bahan ajar
Alur penyampaian bahan ajar disusun untuk membuat siswa memahami konsep atau dapat menyelesaikan masalah. Umumnya alur yang digunakan dalam penyampaian bahan ajar diurut berdasarkan mana yang lebih dulu harus diketahui siswa (prerequisite/prasyarat pengetahuan), baru kemudian konsep yang dibentuk dari yang telah diketahui siswa.