Ketika
demonstrasi menolak kenaikan BBM memberikan gambaran yang terjadi dari kenaikan
BBM subsidi maka itulah kenyataan saat ini. Program-program yang dijalankan
jauh dari kata efektif bagi masyarakat kecil karena harga kebutuhan melambung
sedangkan tambahan dari BLSM hanya mampu menambah Rp 5.000 dari tambahan
belanja sehari-hari padahal kenaikan harga kebutuhan barang tidak cukup
tertutupi.
Masalah lain adalah ketika penerima BLSM salah sasaran sehingga
yang miskin tidak menerima yang mampu malah mendapatkan. Ironi seperti itu
sudah sering terjadi ketika BLT masa lalu dibagikan dan terus terulang kembali
dimasa sekarang. Sikap pemerintah menaikkan harga BBM berpengaruh besar
terhadap kondisi masyarakat kecil apalagi yang akses BBM yang susah mendapatkan.
Harga normal saja didaerah terpencil misalkan lebih dari Rp
10.000/perliter apalagi ketika BBM naik tentu harganya melambung tinggi padahal
pendapatan mereka tidak meningkat didaerah tersebut. Kasus demi kasus
miris membuktikan kurang matangnya pemerintah dalam membuat program pengentasa
kemiskinan. Masyarakat hanya dibuat malas padahal mereka harusnya di ajarkan
untuk produkti. Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan diberi harapan palsu
tanpa tidak lanjut yang jelas.
Politik
memang kejam bahkan kebutuhan ekonomi masyarakat dikepinggirkan ketimbang
kepentingan politik pemerintah itu sendiri.Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/07/04/matangkah-sebenarnyapelaksanaan-program-blsm--574271.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar